[ Get Google Translate Source Code ]

Rabu, 06 Juni 2012

Propinsi Sumatra Utara(MEDAN)


Akhirnya saya mendapat kesempatan kembali untuk memposting tentang propinsi di negara saya Indonesia untuk kali ini saya akan menulis tentang sumatra utara yang mudah-mudahan berguna untuk sekedar pengetahuan baiklah mari kita mulai saja:

Profil Sumatra Utara/"

- Nama Provinsi : Sumatera Utara / Sumut / Sumatra Utara
- Tanggal Berdiri : 7 Desember 1956
- Dasar Pendirian : UU No. 24 Tahun 1956
- Ibu Kota : Medan
 - Luas Wilayah : Kurang lebih 71.680 km2
- Posisi / Letak Geografis : 1 derajad - 4 derajat lintang utara dan 89 derajat - 100 derajat bujur timur
- Pulau : Pulau Sumatra
- Jumlah Kabupaten : 25 Kabupaten / kota.

Komoditas Sumatra Utara/"

Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan.
Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan); misalnya Jeruk Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura.

Letak Geografi Sumatra Utara/"

 
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km².
Sumatera Utara pada dasarnya dapat dibagi atas:
  • Pesisir Timur
  • Pegunungan Bukit Barisan
  • Pesisir Barat
  • Kepulauan Nias
Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya karena persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap daripada wilayah lainnya. Wilayah pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi penduduknya dibandingkan wilayah lainnya. Pada masa kolonial(Hindia-Belanda),wilayah ini termasuk residentie Sumatra's Oostkust bersama Propinsi Riau.
Di wilayah tengah provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini terdapat beberapa wilayah yang menjadi kantong-kantong konsentrasi penduduk. Daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, merupakan daerah padat penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada danau ini.
Pesisir barat merupakan wilayah yang cukup sempit, dengan komposisi penduduk yang terdiri dari masyarakat Batak, Minangkabau, dan Aceh. Namun secara kultur dan etnolinguistik, wilayah ini masuk ke dalam budaya dan Bahasa Minangkabau.

Batas Wilayah Sumatra Utara/"

Utara: Provinsi"Aceh"dan Selat Malaka
Selatan: Provinsi"Riau" Provinsi"Sumatra Barat" dan Samudera Indonesia
Barat: Provinsi Aceh dan"Samudra Indonesia"
Timur: "Selat Malaka.
Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera Utara. Pulau-pulau terluar adalah pulau Simuk (kepulauan "Nias"), dan pulau"Berhala"di selat Sumatera (Malaka).
Kepulauan Nias terdiri dari pulau Nias sebagai pulau utama dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Kepulauan Nias terletak di lepas pantai pesisir barat di"Samudra Hindia" Pusat pemerintahan terletak di"Gunung Sitoli.
Kepulauan Batu terdiri dari 51 pulau dengan 4 pulau besar: Sibuasi, Pini, Tanahbala, Tanahmasa. Pusat pemerintahan di Pulautelo di pulau Sibuasi. Kepulauan Batu terletak di tenggara kepulauan Nias.
Pulau-pulau lain di Sumatera Utara: Imanna, Pasu, Bawa, Hamutaia, Batumakalele, Lego, Masa, Bau, Simaleh, Makole, Jake, dan Sigata, Wunga.
Di Sumatera Utara saat ini terdapat dua taman nasional, yakni"Taman Nasonal Gunung Leuser"dan"Taman Nasional Batang Gadis". Menurut Keputusan Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun 2005, luas hutan di Sumatera Utara saat ini 3.742.120 hektare (ha). Yang terdiri dari Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha, Hutan Produksi Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi Tetap 1.035.690 ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 52.760 ha.
Namun angka ini sifatnya secara de jure saja. Sebab secara de facto, hutan yang ada tidak seluas itu lagi. Terjadi banyak kerusakan akibat perambahan dan pembalakan liar. Sejauh ini, sudah 206.000 ha lebih hutan di Sumut telah mengalami perubahan fungsi. Telah berubah menjadi lahan perkebunan, transmigrasi. Dari luas tersebut, sebanyak 163.000 ha untuk areal perkebunan dan 42.900 ha untuk areal transmigrasi.

Pemerintahan sumatra Utara/"

  Pusat pemerintahan Sumatera Utara terletak di kota"Medan". Sebelumnya, Sumatera Utara termasuk ke dalam Provinsi Sumatra sesaat Indonesia merdeka pada tahun 1945. Tahun 1950, Provinsi Sumatera Utara dibentuk yang meliputi eks karesidenan Sumatera Timur, Tapanuli, dan Aceh. Tahun 1956, Aceh memisahkan diri menjadi Daerah Istimewa Aceh.
Sumatera Utara dibagi kepada( 25 Kabupaten),( 8 Kota) (dahulu Ktamadya),( 325 Kecamatan) dan 5.456 Kelurahan/Desa.

Pemekaran Daerah Di Sumatra Utara/"

 
Dengan dimekarkannya kembali Kabupaten Tapanuli Selatan, maka provinsi ini memiliki kabupaten baru, yaitu"Kabupaten Padang Lawas"yang beribukota di"Sibuhuan"dengan dasar hukum UURI No. 38/2007 dan"Kabupaten Padang Lawas Utara"yang beribukota di"Gunung Tua"dengan dasar hukum UURI No. 37/2007.
Pulau Nias diwacanakan akan dimekarkan kembali, yaitu dengan membentuk Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat,dan"Kota Gunung Sitoli.

 Penduduk Sumatra Utara/"

Sumatera Utara merupakan provinsi keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah"Jawa Barat",Jawa Timur'dan Jawa Tengah.Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990, penduduk Sumatera Utara berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara telah meningkat menjadi 12,98 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara pada tahun 1990 adalah 143 jiwa per km² dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 178 jiwa per km².
"Kadar Partisipasi Angkatan Kerja"(TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tidak tetap. Pada tahun 2000 TPAK di daerah ini sebesar 57,34 persen, tahun 2001 naik menjadi 57,70 persen, tahun 2002 naik lagi menjadi 69,45 persen.

Suku Bangsa Di Sumatra Utara/"

 
Sumatera Utara merupakan provinsi multietnis dengan"Batak","Nias"dan"Melayu"sebagai penduduk asli wilayah ini. Daerah pesisir timur Sumatera Utara, pada umumnya dihuni oleh orang-orang Melayu. Pantai barat dari Barus hingga Natal, banyak bermukim orang"Minangkabau".Wilayah tengah sekitar"Danau Toba"banyak dihuni oleh Suku Batak yang sebagian besarnya beragama"Kristen"."Suku Nias"berada di kepulauan sebelah barat. Sejak dibukanya perkebunan"tembakau"di Sumatera Timur, pemerintah kolonial"Hindia Belanda"banyak mendatangkan kuli kontrak yang dipekerjakan di perkebunan. Pendatang tersebut kebanyakan berasal dari etnis"Jawa"dan"Tionghua".Pusat penyebaran suku-suku di Sumatera Utara, sebagai berikut :
  1. Suku Melayu": Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Langkat
  2. Suku Batak Karo": Kabupaten Karo
  3. Suku Batak Toba": Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir
  4. Suku Batak Mandailing": Kabupaten Mandailing Natal
  5. Suku Batak Angkola":Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Padang Lawas
  6. Suku Batak Simalungun":Kabupaten Simalungun
  7. Suku Batak Pakpak":Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat
  8. Suku Nias":Pulau Nias
  9. Suku Minangkabau":Kota Medan, Kabupaten Batubara, Pesisir barat
  10. Suku Aceh":Kota Medan
  11. Suku Jawa":Pesisir timur 
  12. Suku Tionghua":Perkotaan pesisir timur&barat.

Bahasa Di Sumatra Utara/"

 
Pada dasarnya, bahasa yang dipergunakan secara luas adalah"Bahasa Indonesia:. Suku Melayu Deli mayoritas menuturkan Bahasa Indonesia karena kedekatannya dengan "Bahasa Melayu" yang menjadi bahasa ibu masyarakat Deli. Pesisir timur seperi wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu dialek "o" begitu juga di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam. Di Kabupaten Langkat masih menggunakan bahasa Melayu dialek "e" yang sering juga disebut bahasa Maya-maya. Mayarakat Jawa di daerah perkebunan, menuturkan Bahasa Jawa sebagai pengantar sehari-hari.
Di kawasan perkotaan, orang Tionghoa lazim menuturkan "Bahasa Hokkian" selain bahasa Indonesia. Di pegunungan, masyarakat Batak menuturkan "Bahasa Batak" yang terbagi atas empat logat (Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias oleh suku Nias. Sedangkan orang-orang di pesisir barat, seperti Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Mandailing Natal menggunakan"Bahasa Minangkabau.

Agama di Sumatra utara/"

  • Islam": terutama dipeluk oleh suku Melayu, Pesisir, Minangkabau,Jawa, Aceh, suku Batak Mandailing, sebagian Batak Karo, Simalungun dan Pakpak
  • Kristen" (Protestan dan Katolik): terutama dipeluk oleh suku Batak Karo, Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing dan Nias
  • Hindu": terutama dipeluk oleh suku Tamil di perkotaan
  • Buddha": terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
  • Konghucu" : terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
  • Parmalim": dipeluk oleh sebagian suku Batak yang berpusat di Huta Tinggi
  • Animisme": masih ada dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pelebegu Parhabonaron dan kepercayaan sejenisnya.

Seni Dan Budaya/"

MUSIK:

Musik yang biasa dimainkan,cenderung tergantung dengan upacara-upacara adat yang diadakan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti pada Etnis Pesisir terdapat serangkaian alat musik yang dinamakan Sikambang.

Asitektur:

Dalam bidang Seni rupa yang menonjol adalah arsitektur rumah adat yang merupakan perpaduan dari hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur rumah adat terdapat dalam berbagai bentuk ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan rumah adat pada kelompok adat batak melambangkan "kerbau berdiri tegak". Hal ini lebih jelas lagi dengan menghias pucuk atap dengan kepala kerbau.
Rumah adat etnis Batak,Rumah Batak, berdiri kokoh dan megah serta masih banyak ditemui di Samosir.
Rumah adat Karo kelihatan besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Atapnya terbuat dari"ijuk"dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang lebih kecil berbentuk segitiga yang disebut "ayo-ayo rumah" dan "tersek". Dengan atap menjulang berlapis-lapis itu rumah Karo memiliki bentuk khas dibanding dengan rumah tradisional lainnya yang hanya memiliki satu lapis atap di Sumatera Utara.
Bentuk rumah adat di daerah Simalungun cukup memikat. Kompleks rumah adat di desa Pematang Purba terdiri dari beberapa bangunan yaitu rumah bolon, balai bolon, jemur, pantangan balai butuh, dan lesung.
Bangunan khas Mandailing yang menonjol disebut "Bagas Gadang" (rumah Namora Natoras) dan "Sopo Godang" (balai musyawarah adat).
Rumah adat di pesisir barat kelihatan lebih megah dan lebih indah dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Rumah adat ini masih berdiri kokoh di halaman Gedung Nasional Sibolga.

Tarian/"

Perbendaharaan seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis, berupa tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di samping tari adat yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu. Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu menarikannya sambil mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.
Tari profan biasanya ialah tari pergaulan muda-mudi yang ditarikan pada pesta gembira. Tortor ada yang ditarikan saat acara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin termasuk pengantin dan juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah, parakut, sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung. Tari magis misalnya tari tortor nasiaran, tortor tunggal panaluan. Tarian magis ini biasanya dilakukan dengan penuh kekhusukan.
Selain tarian Batak terdapat pula tarian"Melayu"seperti Serampang XII.

Kerajinan/"

Selain arsitektur,tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh tenunan ini adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan dalam upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos terbuat dari benang kapas atau rami. Warna ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi kehidupan.
Pada suku Pakpak ada tenunan yang dikenal dengan nama oles. Bisanya warna dasar oles adalah hitam kecokelatan atau putih.
Pada suku Karo ada tenunan yang dikenal dengan nama uis. Bisanya warna dasar uis adalah biru tua dan kemerahan.
Pada masyarakat pesisir barat ada tenunan yang dikenal dengan nama Songket Barus. Biasanya warna dasar kerajinan ini adalah Merah Tua atau Kuning Emas.

Makanan Khas/"

Makanan Khas di Sumatera Utara sangat bervariasi, tergantung dari daerah tersebut. Saksang dan Babi panggang sangat familiar untuk mereka yang melaksanakan pesta maupun masakan rumah. Misalkan seperti didaerah Pakpak Dairi, Pelleng adalah makanan khas dengan bumbu yang sangat pedas.
Di tanah Batak sendiri ada dengke naniarsik yang merupakan ikan yang digulai tanpa menggunakan kelapa. Untuk cita rasa, tanah Batak adalah surga bagi pecinta makanan santan dan pedas. Pasituak Natonggi atau uang beli nira yang manis adalah istilah yang sangat akrab disana, menggambarkan betapa dekatnya tuak atau nira dengan kehidupan mereka.

Demikianlah sedikit pengetahuan tentang sumatra utara mohon maaf bila ada kesalahan atau kekurangan dalam penulisan.

sumber:WIKIPEDIA BAHASA INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar